Types of Proficiency Testing Schemes

  • G02

Macam dan Jenis Skema Uji Profisiensi

Jika di lihat dari sisi metode pengujian, jumlah laboratorium peserta uji profisiensi terdapat beberapa jenis uji profisiensi yang ada. Jenis uji profisiensi itulah yang di sebut dengan skema uji profisiensi. Sekma umum dalam berbagai jenis uji profisiensi ini adalah berdasarkan standard ISO Guide 43-1, yang terdiri dari:

  1. Skema Uji Banding Pengukuran (Measurement Comparison): Jenis skema uji banding pengukuran seperti ini biasanya adalah skema yang menggunakan alat ukur/uji yang di distribusikan dari satu laboratorium peserta ke laboratorium peserta lainnya. Untuk skema seperti tidak memerlukan jumlah peserta yang banyak karena menggunakan sistem “assign value” yang dikeluarkan oleh “reference laboratory”. Lalu siapakah reference laboratory tersebut..? biasanya adalah adalah lembaga metrologi nasional. Sedangkan “assign value” adalah merupakan nilai yang di tetapkan pada kuantitas tertentu dan diterima (baik secara konsensus) dengan teknik perhitungan ketidakpastian yang telah ditetapkan. Di mana skema seperti ini biasanya di gunakan dalam uji profisiensi laboratorium kalibrasi.
  2. Skema Uji (Banding) Antar Laboratorium (Interlaboratory Testing): Jenis skema seperti ini adalah menggunakan sub-sample yang telah  di standarisasi (homegenitas dan stabiilitynya) dari bahan uji yang nantinya akan distribusikan secara bersama-sama kepada seluruh peserta uji profisiensi di lakukan pengujian secara bersama-sama pula. Hasil dari pengujian tersebut oleh para peserta dikirimkan kembali kepada penyelenggara untuk dibandingkan nila "assign value" di mana dengan teknik seperti ini akan di dapatkan gambaran hasil unjuk kerja laboratorium baik individual maupun keseluruhan. Skema jenis inilah yang pada umumnya di gunakan oleh provider dalam melakukan uji profisiensi laboratorium penguji.
  3. Skema Pengujian (Split Sample): Umumnya skema ini melibatkan kelompok kecil laboratorium yang akan dievaluasi sebagai pemasok potensial dari jasa pengujian. Dalam transaksi perdagangan, skema ini dilakukan dengan membagi sample untuk laboratorium yang mewakili pemasok dan laboratorium yang mewakili pembeli. Disamping kedua sample yang dibagi tersebut, biasanya ada sample tambahan yang disimpan untuk diuji pada laboratorium pihak ketiga jika terdapat perbedaan signifikan antara hasil uji laboratorium pihak pemasok dan laboratorium pihak pembeli. Skema ini berbeda dengan “interlaboratory testing” sebab skema ini hanya melibatkan laboratorium yang sangat terbatas.
  4. Skema kualitatif: Terkait dengan unjuk kerja laboratorium pada dasarnya tidak hanya harus selalu dengan metode kuantitatif (membandingkan hasil uji), melainkan metode kualitatif pun bisa di gunakan misalnya untuk menilai unjuk kerja sebuah laboratorium dalam mengidentifikasi jenis entitas tertentu sebagai contoh: jenis cacat bahan pada sebuah produk, jenis mikroorganisme patogen, jenis penyakit, berbagai macam bakteri dan lain sebagainya. Teknik ini terbilang mudah, karena tidak memerlukan banyak laboratorium yang akan terlibat dalam peserta uji profisiensi.
  5. Skema Dengan Nilai Yang Telah di Ketahui (Known Value): lagi-lagi ini adalah jenis skema uji profisiensi yang tidak banyak memerlukan peserta uji profisiensi. Di mana pengujian contoh dengan parameter uji yang di ukur telah diketahui nilainya.
  6. Skema Sebagian Proses (Partial Process): Jenis skema ini ialah untuk menilai unjuk kerja sebuah laboratorium yang melakukan pengujian hanya pada sebagian proses saja dari keseluruhan proses pengujian/pengukuran. Sebagai contoh skema ini meminta laboratorium untuk melakukan transformasi data sebuah pengujian ke dalam laporan uji dengan arti lain meminta pihak laboratorium melakukan persiapan contoh sesuai dengan kriteria tertentu.

No Comments Yet.

Leave a comment

error: Sorry...!!! You are not authorized to copy the content in this website . If you need more information please Call : +621-7563091 Mobile : +62813 1516 2493